"Semua orang menghadapi tekanan, tetapi Aaron/Wooi Yik adalah pasangan yang matang, jadi tekanan tidak akan terlalu memengaruhi mereka. Namun, ada penurunan yang jelas dalam kondisi fisik mereka," ungkap Herry, sebagaimana warta New Straits Times pada pekan lalu.
Aaron/Soh hanya meraih satu kemenangan dari tiga laga Grup B BWF World Tour Finals 2025 di Hangzhou, China. Pasangan peringkat ke-2 dunia itu mengawali turnamen dengan kemenangan tiga gim atas ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, tetapi gagal meraih hasil positif saat bertemu wakil tuan rumah, Liang Wei Keng/Wang Chang, serta Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty asal India. Dengan hasil tersebut, Aaron/Soh tersingkir di fase penyisihan grup dan gagal melangkah ke babak empat besar.
"Tentu saja, ada kekecewaan karena mereka gagal mencapai semifinal. Namun, mereka harus bekerja keras untuk meningkatkan kondisi fisik mereka agar dapat meningkatkan performa dan tetap kompetitif dengan empat pasangan terbaik dunia," Herry, menegaskan.
Aaron/Soh kini memprioritaskan peningkatan kondisi fisik sebagai fokus utama persiapan, dengan harapan upaya tersebut dapat mendongkrak performa mereka pada Malaysia Open 2026, 6–11 Januari.
Sementara itu, BWF WTF 2025 menjadi turnamen ke-22 yang diikuti Pearly/Thinaah dalam musim kompetisi tahun ini. Menjalani musim gemilang yang ditandai dengan tiga gelar juara BWF World Tour, medali perak BWF World Championships 2025 di Paris, serta medali emas SEA Games 2025 Thailand, ganda putri negeri jiran ini sejatinya memiliki kans untuk merebut gelar BWF WTF 2025. Namun, peluang itu melayang dan langkah mereka terhenti di semifinal setelah kalah straight games 21-19, 21-13 dari pasangan Jepang peringkat ke-5 dunia, Yuki Fukushima/Mayu Matsumoto.
Rosman menyatakan, Pearly/Thinaah harus segera membenahi sektor pertahanan yang dinilainya relatif mudah ditembus Fukushima/Matsumoto. Ia menyebut musim 2025 sejatinya berjalan cukup baik bagi anak asuhnya, tetapi masih menyisakan sejumlah kekurangan yang perlu diperbaiki agar tetap kompetitif. Selain pertahanan yang belum solid, ia berpendapat, Pearly/Thinaah masih kesulitan menembus pertahanan lawan melalui pola serangan yang mereka bangun, sehingga aspek-aspek tersebut menjadi fokus utama evaluasi ke depan. "Mereka kecewa dengan hasil BWF WTF, tetapi telah memberikan yang terbaik. Kami belajar banyak selama dua minggu ini," pungkasnya.


