Pelatih ganda putra tim nasional bulu tangkis Malaysia Herry Iman Pierngadi berpendapat, setiap pasangan menggunakan waktu jeda selama lebih kurang satu bulan ini sebelum menghadapi Japan Open 2025 pada 15-20 Juli dan China Open 2025 (22-27 Juli). "Paruh kedua musim ini akan sangat menantang karena lebih sulit mempertahankan performa tingkat tinggi daripada memenangkan gelar," kata Herry, dikutip dari New Straits Times (NST), Sabtu (21/6).
"Para pesaing akan mengerjakan pekerjaan rumah mereka, mempelajari kekuatan, dan kelemahan pasangan kami," tambah pria yang bergabung dengan Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia setelah tak dipilih PP PBSI untuk melatih di pelatnas.
Ganda putra negeri jiran menorehkan prestasi yang luar biasa setelah Herry berada di BAM. Semisal, pasangan peringkat ke-2 dunia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, telah melampaui ekspektasi Herry dengan meraih tiga gelar juara sejak kedatangan pelatih berjuluk "Naga Api" itu pada Februari lalu, yaitu Badminton Asia Championships 2025, Thailand Open 2025, Singapore Badminton Open.
Adapun, Wei Chong/Kai Wun menjuarai Malaysia Masters 2025.
NST menuliskan, salah satu tantangan bagi Herry serta skuad ganda putra Malaysia pada paruh kedua musim kompetisi 2025 ialah mempertahankan tren positif yang diraih sejak tur Asia. Oleh karenanya, Herry memanfaatkan sebaik-baiknya jeda ini untuk meningkatkan performa anak-anak asuhnya. "Dalam beberapa hal, jeda lima minggu dari turnamen merupakan berkah tersembunyi. Para pemain dapat meningkatkan kondisi fisik dan teknik mereka sebelum kembali berkompetisi," paparnya.
Sementara, di sektor ganda putri, Direktur Kepelatihan BAM Rexy Mainaky berharap, tren positif yang dibangun oleh Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dapat terus dipertahankan. "Saya bisa melihat mereka dapat mencapainya. Itu dimulai sejak awal tahun ini, mereka menjadi lebih baik di India, kemudian Indonesia Masters, All England, Thailand Open, lalu Malaysia Masters. Faktor utamanya adalah mereka kompak dan tahu kekurang maupun kekurangan satu sama lain," jelas Rexy, dikutip dari laman BWF.
Meski kalah di final Indonesia Open 2025, Pearly/Thinaah menorehkan catatan baru sebagai ganda putri Malaysia pertama dalam 16 tahun terakhir yang berhasil menembus tiga besar dunia. Kepercayaan diri Pearly/Thinaah meningkat pada All England 2025. "Perubahan terjadi ketika pergelangan kaki Pearly terkilir di All England, dan Thinaah menjadi sosok yang meningkatkan kepercayaan diri pasangannya. Keduanya punya firasat, dan mereka hanya perlu konsisten di setiap turnamen," demikian Rexy.


