"Alhamdulillah senang bisa menang dan kembali ke final di Yogyakarta lagi. Karena sudah pernah bertemu dan saya kalah, jadi selain sudah tahu cara main lawan, rasa ingin revansnya besar. Itu coba saya tunjukkan di pertandingan hari ini," papar Mutiara kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai menundukkan pemain negeri jiran tersebut melalui dua gim langsung 21-15, 21-13.

"Saya dan Siti, kan, seumuran. Kemungkinan sampai senior nanti akan sama-sama bersaing, jadi saya ingin unggul dari dia," tambah pemain asal Ngawi, Jawa Timur ini.

Secara umum Mutiara menilai, Siti adalah pemain yang sangat ulet, sehingga sejak awal ia sudah menyiapkan diri untuk bermain lebih keras dan tidak boleh kalah dalam hal daya juang.

Pada laga semifinal lainnya, unggulan ketiga Thalita menang atas Saeheng melalui tiga gim yang berakhir dengan skor 21-7, 16-21, 21-18 dalam tempo 58 menit. "Alhamdulillah sangat senang dan tidka menyangka bisa sampai ke final di International Challenge di Indonesia ini," tuturnya.

Pemain asal PB Jaya Raya ini menyatakan, di gim pertama, ia mampu mengontrol jalannya permainan. Namun, di gim kedua, Saeheng tampil lebih siap dan mampu menahan bola-bola pengembaliannya, sehingga membuatnya kesulitan dan cenderung terburu-buru. "Di gim ketiga saya mencoba lagi, tahan-tahanan saja dengan dia yang memang sangat ulet dan safe," ungkapnya.

"Menjelang akhir dia sempat mengejar poin, tapi saya terus berpikir ini belum selesai, jadi harus fokus terus sampai poin 21," Thalita, menambahkan.

Menghadapi laga final, Thalita menyatakan, "Besok melawan senior sendiri, Mutiara, saya mau bermain maksimal. Pastinya kami berdua akan menunjukkan yang terbaik."