Bertanding di Wonkwang University Cultural and Sports Center, Iksan, Jeonbuk State, Korea Selatan, Raymond/Joaquin keluar sebagai pemenang melalui dua gim langsung 2117, 21-16 dalam tempo 42 menit. "Puji Tuhan bisa bermain dengan lancar tidak ada cedera. Strategi yang kami terapkan dengan Putra/Daniel, sama ya. Kami sama-sama mendahului untuk mencari serangan, hanya kami lebih mengantisipasi serangan mereka dan cepat-cepat membuat serangan balik itu yang membuat kami banyak dapat poin di laga hari ini," jelas Joaquin melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
Sementara, Raymond mengaku enggan bertemu rekan senegara lantaran selalu menyisakan dilema karena salah satu pasangan pasti harus tersingkir. Namun, ia berusaha mengambil sisi positif dari pertemuan tersebut dengan menjadikannya sebagai kesempatan untuk saling menguji kemampuan dan memanfaatkan momentum pertandingan sebaik mungkin. "Kita manfaatin aja, karena kami sering menang melawan mereka jadi ini kesempatan buat melaju ke babak selanjutnya," katanya.
Di sisi lain, Daniel menyatakan, mereka banyak tertekan oleh serangan Raymond/Joaquin. Mereka juga kerap ragu dalam mengantisipasi bola drive serta tidak siap dalam transisi dari pukulan belakang, yang dinilainya menjadi faktor utama kekalahan kali ini. "Ketemu teman sendiri tekanan pasti ada, karena sudah tahu kelemahan dan kelebihan masing-masing. Evaluasi untuk ke depannya lebih safe lagi mainnya dan tingkatkan lagi power-nya," ujarnya.
"Tadi mainnya kurang keluar, saya banyak mati sendiri terus banyak out. Bolanya saya kira lambat, ternyata kencang. Ke depannya saya harus lebih maksimal lagi," Putra, menambahkan.
Di perempat final, Jumat (7/11), Raymond/Joaquin bertemu dengan pasangan kuat tuan rumah yang juga unggulan kedua, Kang Min Hyuk/Ki Dong Ju. Joaquin menyatakan, mereka akan langsung bermain agresif sejak awal. Pola menyerang , menurutnya, adalah karakter permainan mereka, dan ia akan berusaha memanfaatkan setiap peluang untuk menekan duo "Negeri Ginseng" tersebut. "Buat kami pertahanan terbaik adalah menyerang," tegasnya.
"Ini babak quarter final pertama kami di BWF (World Tour) Super 300. Pastinya ambisius untuk melangkah lebih jauh lagi, tetapi kami berusaha step by step dulu aja karena lawan bukan yang kaleng-kaleng. Mereka pernah bermain di level atas jadi kami harus pelajari kelemahan mereka dan jaga recovery juga," demikian Raymond.


