"Tadinya kami juga mendaftarkan Fajar/Fikri ke Kumamoto Masters tetapi karena terkendala proses pembuatan visa Jepang yang memakan waktu lama, maka untuk program pemberangkatan pemain kami sesuaikan dengan membagi ke dalam dua turnamen yaitu Hylo Open dan Kumamoto Masters,” ungkap Kepala Bidang Peminaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian, melalui siaran pers Humas PP PBSI pada Selasa (11/11).
Sementara, Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI Bambang Roedyanto menungkapkan, untuk saat ini peraturan yang diterapkan untuk para pemain, pelatih, fisioterapis, dan dokter, yang akan mengikuti atau menghadiri sebuah turnamen di Jepang, diwajibkan menggunakan visa khusus, yaitu visa entertainer. Proses pembuatan visa tersebut, lanjutnya, membutuhkan waktu dua hingga enam minggu.
"Awalnya kita harus mendapatkan Certificate of Eligibility (COE) dari pemerintah Jepang yang akan memakan waktu 2-3 minggu. Setelah mendapat approval COE barulah kita bisa mengajukan visa entertainer yang setidaknya membutuhkan waktu dua minggu lagi untuk visa entertainer tersebut selesai diproses," jelasnya.
"Oleh karena itu, para pemain kita yang berlaga di Hylo Open tidak bisa berlaga di Kumamoto Masters karena terbentur proses ini,” Rudy, menambahkan.
Alhsil, induk organisasi olahraga bulu tangkis Indonesia itu hanya memberangkatkan enam wakil, yang terdiri atas dua pemain tunggal putra, dua tunggal putri, serta satu pasangan ganda putri.


