Setelah bertarung selama 64 menit, Ubed harus mengakui keunggulan tunggal putra unggulan kedua itu dengan skor akhir 21-13, 8-21, 12=21. "Saya mau ucap syukur, Alhamdulillah sudah bisa bermain dengan lancar, walaupun hasilnya kurang memuaskan," katanya melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
"Saya sudah sangat bersyukur sudah sejauh ini, bisa masuk final di SEA Games pertama kali," Ubed, menambahkan.
Di gim pertama, Ubed mengaku sudah menemukan kenyamanan permainan. Namun, di gim kedua terjadi kesalahan gerakan yang membuatnya kurang nyaman, sehingga memengaruhi pergerakan dan ritme permainannya di lapangan. "Tapi di luar itu, Alwi bermain sangat baik, sangat cerdik dan semangatnya luar biasa," tanggapnya.
Ia mengaku sangat bersyukur dapat meraih medali perak, seraya menegaskan, ke depan masih banyak target dan prestasi yang ingin dikejarnya dalam perjalanan kariernya. "Dari latihan harus ditingkatkan lagi dan semangatnya harus lebih-lebih lagi," tutur pemain asal PB Djarum ini.
Di sisi lain, Alwi menilai pencapaian Ubed pada usia 18 tahun sebagai sesuatu yang luar biasa dan sulit dipercaya, mengingat kematangan permainannya telah menyerupai pemain yang lama berada di level tertinggi. Ia pun berharap, di masa mendatang, apa pun proses yang dijalani olehnya, Ubed, maupun para pemain di dalam tim tunggal putra, dapat berjalan semakin baik. "Ya hari ini mungkin harinya saya, semoga ke depannya kita cari lagi 'all final-all final' untuk tunggal putra Indonesia," demikian Alwi.


