"Namun, pasangan berusia 22 dan 19 tahun itu masih membutuhkan waktu agar bisa bersaing pada level Super 500 ke atas. Mereka belum punya banyak pengalaman bertanding melawan ganda campuran top dunia," demikian Kompas melaporkan pada Senin (16/6).
Saat berlaga di kandang sendiri di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jafar/Felisha masih kesulitan untuk menembus babak-babak awal. Mereka kalah dari pasangan Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei, di babak kedua Indonesia Masters 2025 pada akhir Januari lalu.
Beberapa pekan lalu pada Indonesia Open 2025, langkah Jafar/Felisha kembali terhenti di babak kedua. Mereka kalah dari wakil Jepang, Hiroki Midorikawa/Natsu Saito lewat pertarungan rubber game 21-23, 21-14, 20-22.
Hingga paruh musim kompetisi tahun ini, Jafar/Felisha telah mengikuti delapan turnamen Tur Dunia BWF serta satu kejuaraan Badminton Asia Championships (BAC) 2025. Pencapaian terbaik mereka adalah juara Taipei Open 2025, serta semifinalis pada BAC 2025 dan Thailand Masters 2025.
Meski masih minim jam terbang, Jafar/Felisha dinilai menunjukkan sikap pantang takut di lapangan, yang setidaknya menjadi modal beerharga bagi mereka dalam bersaing di level elite dunia. "Apalagi, senior-senior mereka tetap kesulitan menembus level atas," tulis media harian tersebut dalam artikel bertajuk "Mau Apa Setelah Indonesia Terbuka? tersebut.
Pasangan muda ini melanjutkan perjuangan pada Japan Open 2025 di Tokyo, Jepang, 15-20 Juli. Mereka bersama tiga ganda campuran Indonesia lainnya, Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah, Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil, dan Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja, menjadi wakil "Merah Putih" di sektor ganda campuran pada turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 750 tersebut.


