Tan Joe Hok Berpulang

Tan Joe Hok (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Tan Joe Hok (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | Indonesia kehilangan salah satu sosok penting dalam sejarah olahraga nasional. Tan Joe Hok, legenda bulu tangkis yang membuka jalan bagi kejayaan "Merah Putih" di pentas dunia, tutup usia dalam usia 87 tahun di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, pada Senin (2/6) pagi.

"Indonesia baru saja kehilangan legenda bulu tangkis Tan Joe Hok. Tan Joe Hok berpulang pada hari Senin, 2 Juni 2025, pukul 10.52 WIB di Rumah Sakit Medistra," demikian pernyataan resmi PBSI.

"Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyampaikan duka cita yang mendalam dan doa terbaik untuk almarhum dan keluarga. Selamat jalan Tan Joe Hok. Warisanmu untuk bulutangkis kan abadi."

Antara mencatat, Tan, yang lahir di Bandung pada 11 Agustus 1937, bukan hanya juara di lapangan,  tetapi juga simbol ketekunan, integritas, dan pengabdian yang tak kenal lelah untuk negeri ini. Ia dikenal khalayak sebagai putra Indonesia pertama yang menjuarai All England, saat mengalahkan rekan senegaranya, Ferry Sonneville pada 1959. Hal itu menjadi sebuah pencapaian luar biasa di masa ketika dunia baru mulai mengenal kekuatan bulu tangkis Asia.

Namun, kejayaan itu bukan satu-satunya warisan Tan. Ia adalah pahlawan Piala Thomas 1958, ketika tim Indonesia menaklukkan Malaya dan merebut supremasi dunia. Ia mengulang prestasi itu pada edisi 1961 dan 1964, menjadi pemain tunggal andalan dengan catatan hampir sempurna.

Tan juga berhasil memenangi medali emas Asian Games 1962, setelah ia mengatasi perlawanan Teh Kew San di final.

Bersama para wakil Indonesia lainnya, ia membawa bulu tangkis bukan sekadar olahraga, tapi menjadi identitas dan kebanggaan bangsa. Di luar lapangan, Tan Joe Hok melanjutkan pendidikan ke Baylor University di Amerika Serikat, menekuni bidang kimia dan biologi. Namun, cintanya pada Tanah Air tak pernah pudar. Ia pulang lalu mengabdi lewat pelatihan, pembinaan, dan sumbangsih pemikiran, untuk regenerasi atlet muda.

Ia juga sempat menjajal karier di luar negeri sebagai pelatih bulu tangkis di Meksiko dan Hong Kong. Meski kemudian kembali ke Tanah Air dan menjadi pelatih di PB Djarum pada 1982. Bahkan, pada masa tuanya, semangatnya tak pernah surut. Ia hadir sebagai penutur sejarah dan inspirasi hidup bagi generasi penerus.

Kini, sang legenda telah berpulang. Ia telah menabur benih emas dan sejarah akan terus menyebut namanya, Tan Joe Hok, pelopor kejayaan, pahlawan tanpa cela.