"Pastinya tidak mudah melawan rekan senegara tapi kami bisa melewatinya. Di gim pertama lawan terlihat belum panas dan banyak melakukan kesalahan sendiri. Sementara di gim ketiga kami lebih yakin saja, perkuat komunikasi dengan pasangan," papar Bagas kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai pertarungan berdurasi 59 menit tersebut.
Sementara, Leo meluapkan rasa syukur dan merasa bangga atas pencapaian final perdana pada turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 1000 tersebut. Namun, ia enggan berpuas diri mengingat lawan tangguh telah menanti di final. "Masih ada tugas untuk besok. Kami mau berusaha maksimal lagi," katanya.
"Selain itu, semoga kami bisa konsisten seperti ini terus," Leo, menambahkan.
Pemain asal Klaten, Jawa Tengah itu berpendapat, Sabar/Reza tengah dalam performa terbaiknya. Salah satu taktik yang mereka terapkan adalah bermain no lob atau tidak melambungkan kok dengan tinggi yang dapat memudahkan lawan menggencarkan smes. "Tapi yang terpenting bagaimana memperbaiki kesalahan, hilang satu poin, berikutnya tidak boleh diulang," tegas Leo.
Di final, Minggu (16/3), Leo/Bagas berhadapan dengan Kim Won Ho/Seo Seung Jae asal Korea Selatan. Di semifinal, duo "negeri ginseng" tersebut juga harus melalui pertarungan ketat saat menantang unggulan keenam He Ji Ting/Ren Xiang Yu (China). Kim/Seo memastikan tempat di final setelah memenangi drama tiga gim dengan skor 16-21, 21-13, 21-13.


