"Banyak pelajaran yang didapat hari ini. Tadi main kami sudah maksimal, sudah mencoba semuanya. Kami juga bisa lebih sabar, tidak bisa terburu-buru, dan (tidak) asal mengembalikan bola. Bersyukur, walau hasilnya belum sesuai yang diinginkan," tanggap Rachel melalui keterangan dari tim Humas dan Media PP PBSI.
Rachel juga menyatakan, penampilan mereka di gim pertama hingga pengujung gim kedua, sebenarnya, cukup seimbang. Terutama saat mereka dapat membalas serangan Iwanaga/Nakanishi dengan pola yang sama. Namun, ia mengakui kerap kehilangan fokus dan bermain terburu-buru, sehingga pola permainannya menjadi tidak terjaga. "Padahal kalau lebih sabar, berani adu reli, kami ternyata diuntungkan," tuturnya.
"Sayang memang, tadi di poin terakhir, servis lob Rin sudah saya baca, tapi pengembaliannya kurang kencang jadi tidak bisa menyeberang," Rachel, menambahkan.
Sementara, Febi berpendapat, di gim kedua, setelah tertinggal 3-11 dan 11-19, mereka hanya berpikir untuk mengejar bola ke mana pun "Tidak mau mati, satu poin demi satu poin, dan lebih tenang," katanya.
"Kematangan lawan memang membuat mereka memang bisa lebih mengontrol diri secara emosi, tidak boleh terlalu menggebu-gebu ingin mematikan. Saya dan Rachel harus belajar hal ini," Febi, menjelaskan.
"Evaluasinya kami harus mempertajam penyelesaian akhir, mengatur pola dan ritme juga harus lebih ditingkatkan," demikian Rachel.


