Kepada tim Humas dan Media PP PBSI, Ana menjelaskan, di gim pembuka, pertahanan mereka masih belum optimal, sehingga pengembalian bola kerap kurang tepat sasaran, terkadang terlalu tanggung atau tersangkut di jaring. "Di gim kedua dan ketiga, kami coba perbaiki itu dan juga perbanyak serangannya," tuturnya.
Ana/Trias melewati empat babak pertama tanpa kehilangan satu gim pun. Mereka menang atas Treesa Jolly/Gayatri Gopichand Pullela asal India, Alphonsa Bijomon/Xiwen Liang (Australia), dan Rui Hirokami/Sayaka Hobara (Jepang). Mereka baru menjalani laga tiga gim berdurasi 82 menit di semifinal saat berhadapan dengan Hiramoto/Ishikawa.
Di final, Minggu (23/11), Ana/Trias bertemu pasangan senegara, Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum. Ana merasa gembira lantaran berhasil menghadirkan laga final sesama ganda putri "Merah Putih", terlebih pencapaian ini diraih bersama pasangan baru. Menurutnya, hal ini menjadi bukti perkembangan positif dan potensi yang dimiliki para pemain muda. "Pencapaian yang sangat penting setelah kemarin di awal-awal, kami cukup kesulitan untuk menembus babak akhir," ujarnya.
"Alhamdulillah bersyukur bisa masuk ke final Super 500 pertama. Besok mau main enjoy saja, nikmati pertandingan dan keluarkan semua kemampuan. Tidak sabar juga bertemu mantan partner, Rachel, di pertandingan resmi," demikian Trias.


