Dalam laga di babak empat besar, Fajar/Fikri menang tiga gim 21-15, 19-21, 21-16 atas pasangan non-pelatnas itu. "Alhamdulillah bisa ke final dan lolos ke World Tour Finals. Tidak pernah ada target saat memulai pasangan dengan Fikri," tanggap Fajar kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai pertandingan berdurasi 76 menit tersebut.
"Ini terasa sangat luar biasa, kami hanya mencoba yang terbaik di setiap pertandingan," tambahnya.
Fajar mengungkapkan, setelah absen pada Kumamoto Masters Japan 2025, membuat langkah mereka menuju BWF World Tour Finals 2025 menjadi sangat menantang. Perjuangan tak hanya bergantung pada dirinya dan Fikri, tetapi juga harus menunggu hasil dari pasangan-pasangan lain. "Kembali lagi, luar biasa akhirnya kami bisa masuk," ujarnya.
Sementara mengenai partai semifinal, Fikri berpendapat, Sabar/Reza tampil sangat baik. Di gim pembuka, Sabar/Reza selalu berada di bawah tekanan serangan mereka, tetapi pada gim kedua mereka justru kesulitan menghadapi perubahan pola permainan Sabar/Reza. Memasuki gim ketiga, laga "adu strategi" tercipta hingga poin akhir, dan Fikri pun meluapkan rasa syukur mampu keluar sebagai pemenang. "Evaluasi tadi, kami masih banyak melakukan kesalahan sendiri. Besok ini harus diminimalisir," katanya.
Di final, Minggu (23/11), Fajar/Fikri kembali berhadapan dengan pasangan senegara, Raymond Indra/Nikolaus Joaquin, yang merupakan junior mereka. Fajar memuji penampilan pasangan muda tersebut, menilai mereka tampil luar biasa dengan menyingkirkan sejumlah pasangan unggulan di Australia, hingga lolos ke partai puncak. "Kami bersyukur ada regenerasi ganda putra yang siap bersaing di level atas. Semoga mereka bisa konsisten, tapi kalau berbicara besok, kami maunya kami yang juara," pungkasnya.


