"Alhamdulillah hari ini bisa menyumbang poin dan bermain dengan baik. Dari awal mereka sudah tahu akan bermain seperti apa sementara kami masih meraba-raba pola permainan, touch-nya belum dapat," tutur Dejan kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai laga berdurasi 64 menit tersebut.
"Mereka terus menekan tapi di akhir-akhir gim pertama kami mencoba mengubah pola dengan banyak mengangkat bola. Ternyata ini cukup berhasil mendapat beberapa poin dan kami teruskan di gim kedua dan ketiga," Dejan, menambahkan.
Hal hampir serupa dilontarkan oleh Fadia, yang juga menilai wakil negeri jiran yang berstatus pasangan suami istri tersebut bermain lebih menyerang di dua gim terakhir. "Di gim kedua dan ketiga kami lebih berani untuk bertahan, merapatkan pertahanan kami sebelum balik menyerang. Karena bolanya lambat jadi kami tidak boleh terburu-buru," jelasnya.
Dejan menambahkan, ia cukup terkejut dengan perubahan pola permainan yang diterapkan oleh Goh/Lai, khususnya selepas interval gim penentu. Namun, menurutnya, berkat komunikasi yang baik, keduanya mampu meredam tekanan lawan dan berhasil keluar sebagai pemenang di laga pembuka ini. "Kami lebih meyakinkan dan lebih mengingatkan satu sama lain bahwa kami bisa untuk menang. Akhirnya bermain lebih rapi dan tidak banyak melakukan kesalahan sendiri," papar pemain asal Garut, Jawa Barat, ini.
"Pas dapat poin di 17-16, kepercayaan diri kami naik lagi," demikian Dejan.


