BDMNTN-XL 2025 - Peran Penting Komunikasi dan Kecepatan Adaptasi

Fajar Alfian, Nur Izzuddin, & Shevon Jemie Lai (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Fajar Alfian, Nur Izzuddin, & Shevon Jemie Lai (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | BDMNTN-XL 2025 menampilkan para bintang bulu tangkis dunia dalam empat tim, yakni Blitzers, Hurricanes, Lightning, dan Rockets. Keempat tim itu diperkuat pemain-pemain asal Denmark, Hong Kong, India, Jepang, Kanada, Malaysia, Skotlandia, Vietnam, dan Indonesia. Komunikasi menjadi salah satu hal penting untuk membangun kekompakan dalam melalui laga demi laga dalam turnmen ekshibisi yang digelar di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta ini.

Fajar Alfian, pemain ganda putra yang turun di kategori 3x3 bersama Shevon Jemie Lai dan Nur Izzuddin dari Malaysia, menyatakan bahwa kedekatan bahasa Indonesia dan Melayu sangat membantu mereka dalam menyusun strategi serta menjaga komunikasi di setiap poin pertandingan. "Saya senang, sebagai pemain ganda yang kemudian bermain di 3x3. Rasanya tegang dan tertekan karena di dalam lapangan seperti terlihat tidak ada ruang," katanya kepada wartawan, Jumat (3/10).

"Chemistry bersama pemain cukup mudah, dengan Shevon dan Izzudin, kami juga enak cakapnya," ujar peraih gelar juara ganda putra pada China Open 2025 bersama Muhammad Shohibul Fikri ini.

"Dari segi komunikasi tidak ada halangan," Shevon, menambahkan.

Sementara, pemain tunggal putri asal Skotlandia, Kirsty Gilmour, berpendapat, salah satu tantangan dalam bersaing pada BDMNTN-XL 2025 adalah pembatasan waktu, yang bertolak belakang dengan pertandingan bulu tangkis resmi yang dibatasi poin 21. "Menurut saya, dengan set dan penerapan waktu yang sangat ketat, tetap sangat menarik untuk dimainkan. Jadi, walau kalah di set pertama, peluang untuk memenangkan set-set berikutnya tetap terbuka," katanya.

Di sisi lain, Gilmour juga menyoroti kondisi lapangan di Istora yang cukup menantang, yang turut memengaruhi jalannya pertandingan. Laju kok terasa lambat di satu sisi, tetapi lebih cepat di sisi lainnya, sehingga para pemain harus melakukan adaptasi dengan cepat setiap kali bertukar lapangan. "Jadi bukan semata siapa pemain terbaik di atas kertas atau pemain berperingkat lebih baik, melainkan pemain yang dapat beradaptasi dengan cepat di lapangan," ungkapnya.

"Selain itu, bagi pemain yang memiliki dukungan terbaik di belakang mereka. Beruntungnya, tim kami sangat mendukung, jadi hal tersebut sangat membantu bagi pemain yang sedang bertanding di lapangan," demikian Gilmour.