"So far, satu setengah minggu habis Australia pulang kemarin. Overall, sih, oke, jauh lebih baik. Fokusnya juga sudah masuk untuk ke World Tour Final. Jadi memang preparation-nya sejauh ini sudah ada di 70 persen," kata Jojo, sapaannya, dikutip dari laman kantor berita Antara, Kamis (4/12).
Evaluasi utama dari turnamen sebelumnya, lanjut Jojo lebih banyak berkaitan dengan aspek non-teknis yang baru ia temui selama kariernya menyusul keputusannya untuk meninggalkan pelatnas. "Mungkin lebih dari segi non-teknis yang kita belum pernah hadapi. Itu kemarin baru kita dapetin," ujar pebulu tangkis berusia 28 tahun itu.
Di sisi lain, Jojo mewaspadai variasi karakter dan komposisi lawan-lawannya pada ajang penutup tahun itu, yang disebutnya akan menghadirkan tantangan berbeda. "Ada yang muda, ada yang berumur. Misalnya, Chou Tien Chen dengan usia yang segitu (35 tahun --Red.) masih berkompetisi, mungkin salah satu dari yang paling banyak bertanding di tahun ini. Permainannya juga tidak terlalu menurun," jelasnya.
Jojo menilai persaingan tahun ini tidak hanya diwarnai pemain berpengalaman, tetapi juga kehadiran pemain-pemain muda yang menunjukkan perkembangan signifikan sepanjang musim.
Nama-nama seperti Kunlavut Vitidsarn (24 tahun) dan Christo Popov (23 tahun) menjadi bagian dari kelompok pemain yang dinilai dapat memberikan tekanan berbeda. Melihat hal itu, Jojo menyebut setiap pemain memiliki peluang besar untuk menjadi juara. Dia pun tidak ingin memusingkan peluangnya untuk juara. "Saya tidak pernah sangka Christo juga masuk (BWF World Tour Finals 2025). Dengan penampilannya tahun lalu, siapa yang bisa tahu Christo bisa tampil baik tahun ini. Lalu ada Li Shi Feng, Chou Tien Chen, (Anders) Antonsen juga. Peluang untuk saya selalu ada. Saya akan melakukan yang terbaik," pungkasnya.


