"Pertandingan hari ini, Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Tadi di gim pertama sempat ketinggalan karena terbawa lawan untuk bermain panjang-panjang, lalu di pertengahan gim kami mencoba menurunkan bola dan tidak melawan bola drive mereka jadinya bisa dapatkan lebih banyak bola," ujar Luna kepada tim Humas dan Media PP PBSI, sesudah pertandingan berdurasi 24 menit tersebut.
"Di gim kedua, lawan mainnya sudah tidak enak dan mati-mati sendiri," tambah pemain asal Gideon Badminton Academy ini.
Sementara itu, Kenzie mengungkapkan, sebelum memasuki pertandingan, ia dan Luna telah mempersiapkan diri untuk menghadapi pola permainan cepat dan reli-reli panjang. Menurutnya, karakter permainan para pemain Taiwan, umumnya, mengandalkan tempo tinggi dan ketahanan dalam reli, sehingga mereka harus siap mengimbangi sejak awal laga.
Sepekan lalu di tempat yang sama pada IIC I 2025, Kenzie/Luna mampu mencapai babak empat besar. Mereka mengalahkan tiga pasangan asal Thailand, Malaysia, dan Taiwan, untuk mencapai semifinal. Langkah Kenzie/Luna terhenti setelah kalah tiga gim dari pasangan senengara, Renaldi Samosir/Masita Mahmudin.
Pada pekan ini, Kenzie/Luna menjadi satu-satinya wakil Indonesia yang berasal dari pelatnas. Luna menegaskan, mereka ingin membuktikan mampu meraih hasil terbaik, terlebih banyak pasangan non-pelatnas yang juga ambil bagian pada turnamen bulu tangkis level International Challenge tersebut. "Kami tidak boleh sampai kalah," tegasnya.
"Evaluasi dari pertandingan kemarin (IIC I 2025) dan kami terapkan di sini ialah untuk bermain lebih tenang lagi dan jangan over confidence," Luna, menambahkan.
"Kami berusaha yang terbaik untuk minimal bisa mengulangi kesuksesan pekan lalu," Kenzie, menimpali komentar partnernya itu.
Di babak kedua, Kenzie/Luna bertemu dengan pasangan senegara, Ardiola Dionilo/Nadia Pritasari.


