"Grogi, ya. Nggak sabar, tapi pastinya kangen tanding juga. Sebetulnya dari kemarin waktu sakit, kan, nggak ngikutin sama sekali badminton karena mengurangi pegang handphone dan lebih banyak istirahat," kata Gregoria kepada wartawan di pelatnas PP PBSI, Cipayung, Jakarta, Rabu (9/7) pagi.
Pemain berperingkat ke-8 dunia itu bekerja keras untuk memulihkan kondisi setelah sekitar tiga bulan menepi dari arena pertandingan. Selain fisik, ia juga merasa perlu tancap gas untuk mengembalikan atmosfer persaingan di lapangan. Meski singkat, penyesuaian diri dengan hawa pertandingan akan dilakukannya di Tokyo atau beberapa hari menjelang laga perdananya.
"Aku mencoba untuk menyesuaikan lagi dengan kondisi di sana. Karena tiga bulan nggak tanding, pastinya bikin banyak penyesuain. Contohnya, tegangnya sudah beda lagi," jelasnya.
Japan Open 2025 menjadi ujian perdana bagi Gregoria, setelah sekian lama absen. Berdasarkan hasil drawing sementara, Gregoria akan bertemu dengan Riko Gunji. Inilah pertemuan pertama antara Gregoria dan pebulu tangkis tunggal putri tuan rumah tersebut.
Selain itu, Gregoria juga dijadwalkan bertanding pada China Open 2025, 22-27 Juli, di Changzhou, China. Ia pun berharap dapat menyesuaikan diri dengan cepat dengan atmosfer pertandingan agar dapat memberikan performa terbaik pada dua turnamen di level tinggi tersebut. "Jadi aku berharap semoga di sana penyesuaiannya itu nggak butuh waktu yang lama dan pengin maksimal di dua turnamen awal ini, sebelum nanti di Kejuaraan Dunia," pungkasnya.
 
										

