Putri, yang pada pekan depan menjadi tunggal putri nomor satu Indonesia, meraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2025, meski kalah dari wakil Jepang, Akane Yamaguchi, di semifinal, Sabtu (30/8), di Adidas Arena, Paris, Prancis. Ia kalah tiga gim 17-21, 21-14, 6-21.
Kompas, Minggu (31/8), menuliskan, walaupun gagal ke final, ada catatan-catatan positif dari Putri bagi dirinya sendiri ataupun untuk tunggal putri Indonesia. "Hasil dari dua ajang besar itu menjadi angin segar bagi tunggal putri Indonesia setelah lama menjadi sektor minim prestasi di papan atas," tulis surat kabar harian tersebut.
Dalam artikel dengan kepala berita "Target Lebih Tinggi Putri Kusuma Wardani" tersebut juga dituliskan, dalam Kejuaraan Dunia, Putri menjadi peraih medali pertama setelah Lindaweni Fanetri di Jakarta pada 2015. Gelar juara dunia hanya pernah diraih Verawaty Fadjrin pada 1980 dan Susi Susanti (1993).
Unggulan kesembilan itu mengawali langkah pada Kejuaraan Dunia 2025 dengan kemenangan atas Lo Sin Yan Happy (Hong Kong). Di babak 32 besar, Putri mengalahkan Juliana Viana Vieira (Brasil), kemudian menyingkirkan bintang muda Jepang, Tomoka Miyazaki, dalam penampilan perdananya di babak 16 besar Kejuaraan Dunia. Tren kemenangan Putri berlanjut setelah mengalahkan Pusarla Venkata Sindhu (India) di perempat final. Ia bertarung ketat selama 64 menit untuk merebut kemenangan tiga gim 21-14, 13-21, 21-16.
Atlet bulu tangkis yang juga anggota kepolisian ini meluapkan syukur atas perolehan keping perunggu di Paris, begitu pun dengan pencapaian peringkat teratas tunggal putri Indonesia. "Pastinya, ranking-nya pengin lebih baik lagi dari sekarang dan saya pengin nunjukin ke orang-orang kalau saya juga bisa bersaing di top 10," tanggapnya, melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI, Sabtu (30/8).
"Saya bermimpi ingin bermain di Olimpiade 2028 dan bisa naik podium," demikian Putri.


