Tantangan Debutan Jafar/Felisha di Pengujung Tahun

Skuad ganda campuran Indonesia pada SEA Games Thailand 2025 (Humas PP PBSI)
Skuad ganda campuran Indonesia pada SEA Games Thailand 2025 (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Ganda campuran Indonesia, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, masih memiliki dua agenda penting pada pengujung tahun ini. Mereka membela "Merah Putih" di nomor perorangan SEA Games Thailand 2025, kemudian melanjutkan perjalanan ke Hangzhou, China, untuk tampil pada BWF World Tour Finals (WTF) 2025. Jafar/Felisha akan mencatatkan penampilan perdana mereka pada dua ajang bergengsi tersebut.

"Persiapannya kalau saya sendiri aman dari balik dari Australia sampai hari ini, semuanya berjalan dengan lancar. Latihan juga bagus. Seperti persiapan pada umumnya saja, selalu maksimal, selalu mencoba yang terbaik, dan keberhasilan akan mengikuti," ujar Felisha kepada wartawan pada pertengahan pekan ini di pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta.

Felisha mengungkapkan, tidak ada perbedaan signifikan dalam persiapan menghadapi SEA Games maupun BWF WTF, sebab mayoritas lawan yang akan mereka hadapi masih para rival yang kerap mereka temui di berbagai turnamen Tur Dunia BWF. Namun, ia menyebut dua atlet ganda campuran yang dinilainya merupakan lawan berat, yaitu Chen Tang Jie asal Malaysia dan Dechapol Puavaranukroh (Thailand). "Mungkin disiapkan lagi aja, karena kita juga belum pernah menang sama dia, kan," tuturnya.

Setelah tampil di Thailand, Jafar/Felisha melanjutkan perjuangan mereka pada BWF WTF 2025, 17–21 Desember. Mereka menjadi pasangan terakhir di sektor ganda campuran yang memastikan tiket ke turnamen penutup musim tersebut. Felisha pun mengakui, tekanan yang mereka rasakan cukup tinggi, terutama saat bersaing memperebutkan tiket itu pada Australian Open 2025. "Apalagi partai 'hidup dan mati' World Tour Final. Sebenarnya rasanya itu sudah lebih ke pasrah, ya," kata Felisha.

"Cuman pasrah bukan berarti, ya, udah lepas saja. Tetap usahain semaksimal mungkin, dan hasilnya ya serahkan sama Tuhan saja. Puji Tuhan, menang, menang lagi, dan lolos," tuturnya.

Rasa lega turut dirasakan Jafar setelah mereka memastikan tiket ke BWF WTF 2025 usai menaklukkan pasangan Thailand, Ruttanapak Oupthong/Jhenicha Sudjaipraparat. Namun, Jafar menyebut laga perempat final menghadapi wakil Denmark, Mathias Christiansen/Alexandra Bøje, sebagai momen dengan tingkat ketegangan tertinggi sepanjang keikutsertaannya pada turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 500 tersebut. "Ya, lega banget, pastinya. Tapi yang di semifinal malah saya nggak terlalu yang tegang-tegang banget. Justru delapan besarnya Christiansen/Bøje itu yang tegang banget," ungkapnya.

Bagi Jafar/Felisha, persiapan menjelang dua ajang penting itu tidak berbeda dengan biasanya. Mereka tetap menjalani program latihan di pelatnas sebagaimana rutinitas sebelum tampil pada turnamen-turnamen Tur Dunia BWF. "Ya harus bisa jadi prioritas dua-duanya, sih. Bagaimanapun caranya, coba aja," tegas Felisha. 

Namun, memilih busana formal untuk menghadiri jamuan makan malam yang rutin digelar sebelum BWF World Tour Finals justru menjadi tantangan tersendiri bagi kedua pemain muda tersebut. "Black-tie formal. Kalau nggak, national costume," tutur Felisha mengenai aturan pakaian yang wajib dikenakan oleh para pemain pada jamuan makan malam tersebut.

"Itu justru tegang (memilih pakaian), karena nggak pernah sebelumnya. Karena baru pertama, jadi kayak aneh gitu rasanya," kata Jafar, seraya tertawa.