"Seiring berjalnya waktu, Alhamdulillah bisa masuk top 10 ganda putra. Itu buat motivasi saja atau buat motivasinya lebih," tanggap Leo kepada wartawan di pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Rabu (16/4) siang.
"Siapa tau ada yang bisa ranking 1 dunia lagi atau bisa ada empat pasangan di top 5. Yang penting kita berusaha, berdoa juga, dan yang pasti pasti kita minta support dan doa orang tua," tambah pemuda asal Klaten, Jawa Tengah ini.
Pada musim kompetisi 2025, Leo/Bagas telah mengikuti empat turnamen tur dunia BWF, yaitu Indonesia Masters 2025, Thailand Masters 2025, All England 2025, Swiss Open 2025, dan Badminton Asia Championships (BAC) 2025. Namun, mereka belum sekali pun mencapai podium teratas, sejak menjuarai Korea Open 2024 pada awal September lalu. "Kami maunya juara! Juga, pengin nomor satu (peringkat dunia). Tapi pelan-pelan aja, mudah-mudahan diberikan kelancaran dan tidak cedera," tanggap Bagas.
Lebih lanjut Bagas menyatakan, secara umum, mereka terus berupaya untuk membangun tren positif sejak menempati podium kedua All England 2025. Namun, keduanya lebih fokus pada pertandingan demi pertandingan, mengingat persaingan ketat ganda putra pada setiap turnamen kerap terjadi sejak awal babak awal. "Memang sudah lumayan meningkat, tapi jangan jemawa, jangan terlalu peraya diri, dan harus tetap rendah hati. Kalau pertandingan itu kit fokus step by step aja," katanya.
Pekan lalu di Ningbo, China, perjuangan Leo/Bagas pada BAC 2025 berakhir di babak empat besar. Mereka meraih medali perunggu setelah mengalami kekalahan dari wakil tuan rumah Chen Bo Yang/Liu Yi, dengan skor 21-13, 18-21, 12-21. Menanggapi hasil pada kejuaraan kontinental tersebut, Bagas menyatakan, "Yang dharapkan sudah lumayan. Pastinya penginnya juara satu, tapi itu sudah ada yg atur. Kuncinya ya bersyukur dan latihan harus ditingkatkan lagi."
"Apinya nggak boleh padam," demikian Leo.


