"Tahun ini, Polytron Superliga Junior 2025 memang kami pindah ke Kudus karena ada beberapa alasan. Yang pertama dengan penambahan kategori. Ada penambahan dua kategori baru, yaitu U-13 dan U-15 yang membuat jumlah partai yang diadakan itu menjadi banyak," kata Direktur Superliga Achmad Budiarto kepada Djarum Badminton, di Kudus, Senin (15/9) malam.
"Kalau tetap diadakan di Magelang, rasanya akan tidak mencukupi karena kejuaraan ini juga dibatasi oleh waktu, paling lama adalah tujuh hari. Jadi kita mencari tempat yang memang memungkinkan alternatifnya adalah di Kudus," tambah pria yang biasa disapa Budi ini.
Alasan kedua, lanjutnya, Kudus semakin gencar menggaungkan diri sebagai kota wisata olahraga. Setelah pekan lalu kembali menjadi tuan rumah Audisi Umum PB Djarum, kini giliran Polytron Superliga Junior 2025 bergulir. Sejumlah agenda olahraga lainnya juga telah disiapkan untuk memperkuat citra Kudus sebagai destinasi wisata olahraga.
Gayung bersambut, salah satu upaya dalam menarik minat masyarakat untuk datang ke Kudus melalui ajang Polytron Superliga Junior 2025 adalah dengan menghadirkan pertarungan antar-klub lokal di kategori U-13. Langkah ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri sekaligus memotivasi para pemain muda untuk merebut gelar juara. Lebih istimewa lagi, trofi yang diperebutkan mengusung nama para legenda bulu tangkis Indonesia yang telah mengharumkan bangsa di kancah dunia.
"Dengan adanya aturan hanya klub lokal yang boleh ikut di U-13, tingkat persaingannya jadi lebih merata dan setara. Sehingga ini merupakan kesempatan buat klub lokal untuk bisa mengukur sejauh mana tingkat kompetensi dan keahlian mereka dalam membina atlet-atletnya," Budi, menjelaskan.
Dalam ajang yang digagas oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation bersama Polytron ini, para pebulu tangkis muda akan berjuang memperebutkan Piala Tontowi Ahmad di kategori U-13 putra. Sementara, di kategori U-13 putri, para atlet belia akan menampilkan permainan terbaik demi meraih Piala Liliyana Natsir.


