Polytron Superliga Junior 2025 - "Hanya Ada di Kudus"

Audrey Chang (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Audrey Chang (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Superliga Junior ‐ Created by EL

Kudus | Meriah sekali suasana pada Sabtu (20/9) pagi di GOR Djarum, Kudus, Jawa Tengah. Riuh tempik sorai penonton dari bangku tribune berpadu dengan semangat para pemain yang memenuhi bangku sisi kiri dan kanan lapangan, memberikan dukungan penuh kepada rekan-rekan satu tim mereka yang tengah berjuang di babak empat besar kejuaraan beregu Polytron Superliga Junior 2025.

Yoppy Rosimin, Program Director Djarum Bakti Olahraga yang juga Ketua PB Djarum, pun senang betul dengan kemeriahan yang tercipta di gedung olahraga pukul bulu di kawasan Jati tersebut. Dari 12 lapangan yang tersedia, delapan di antaranya digunakan untuk menggelar partai semifinal putra dan putri di kategori U-13, U-15, U-17, hingga U-19, yang semuanya menghadirkan pertarungan sengit dan penuh tensi.

Sorot matanya tersorot pada performa para pemain Global Badminton Academy, klub bulu tangkis yang bermarkas di Pomona, California Amerika Serikat. Tim tersebut mampu bersaing dan mencapai semifinal kejuaraan beregu yang berlangsung pada 15-21 September 2025 ini. "Mereka senang sekali. Karena ini adalah negara bulu tangkis, begitu melihat di sini sangat antusias, apalagi kualitasnya pemain-pemain Indonesia di atas rata-rata tekniknya, jadi mereka sangat tertarik untuk ikut serta," kata Yoppy.

Semula, lanjutnya, Global Badminton Academy menaruh minat untuk ikut serta di kategori U13. Namun, karena jatah kuota klub pada kejuraan ini telah ditutup, akademi bulu tangkis asal negeri "Paman Sam" tersebut memutuskan mengikuti kategori U19 putri. "Mereka bermain sangat baik, sampai masuk semifinal. Merupakan semangat tersendiri buat Tony Gunawan (pendiri Global Badminton Academy), dan istrinya, Etty Tantri, yang adalah alumni PB Djarum," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut ia juga mengutarakan, keputusan untuk memindahkan arena pertandingan ke Kudus dari Magelang didasari penambahan kategori U13 dan U15 baik putra dan putri, setelah sekian kali digelar hanya mempertandingkan kategori U17 dan U19 putra dan putri. "Karena kita pengin anak-anak diajarin main beregu, Yang secara pressure pertandingannya berbeda dengan perorangan. Sehingga kita pengin U13 dan U15. Dan khusus U13, Kita membatasi yang klub-klub besar tidak boleh ikut, sehingga keluhan atau harapan klub-klub kecil itu selalu ada, dan makin bersemangat untuk berlatih dan bertanding," jelasnya.

"Makanya U13 hanya untuk klub di luar empat besar yang nasional," Yoppy, menambahkan.

Berikut petikan wawancara sejumlah wartawan, termasuk Djarum Badminton, dengan Yoppy seputar penyelenggaraan Polytron Superliga Junior 2025 di Kudus, Sabtu (20/9):

Apa yang menjadi salah satu alasan digelarnya Polytron Superliga Junior 2025?
Jadi harap diketahui, kejuaraan beregu, apalagi kelompok umur, itu hanya ada di Indonesia. Hanya ada di Kudus, dan ada di Magelang waktu itu. Tempat lain nggak ada. Di mana pun nggak ada. Yang ada, kan, level junior di dunia dan Asia ada beregu, tapi itu umurnya 19 tahun. 

Nah, kita sudah menyiapkan sejak umur 17, waktu itu. Kemudian kita mulai pada tahun ini mulai umur 13 dan umur 15. Sehingga sudah teruji nanti kalau kita memilih (masuk) timnas (tim nasional) kita di umur 19. Sudah banyak talenta yang tersebar di semua klub, timnasnya tinggal milih itu yang mau dipakai yang mana. Mereka sudah teruji bertahun-tahun, ikut turnmen bergu dengan segala pressure-nya, itu nanti para pemain sudah terbiasa. 

Tahun ini ada delapan negara yang ikut serta, apakah di tahun depan ditargetkan lebih banyak lagi negara yang ikut kejuaraan ini?
Ya, kita akan terus meningkatkan terus. Harusnya (tahun) ini 10 negara, cuma Vietnam sama Selandia Baru, kan, waktu itu akhir Agustus ada rame-rame. Mereka khawatir. Sekarang caranya kita respon, adalah mengirimkan foto-foto yang ada, begitu juga yang dimuat di media-media, ke mereka. Bahwa, ini lho, kita jalan terus kejuaraannya. Lalu mereka bilang, 'waduh saya menyesal, ya, kenapa saya nggak datang.'.

Apa alasan beberapa negara kuat bulu tangkis, seperti China?
Tahun depan rencananya China mau ikut di U17 dan U19.

Bagaimana dengan Jepang?
Setiap saat kita ngundang. Cuma dia siap apa nggak, gitu. Kita punya teman-teman yang di Jepang, semua diundang. Termasuk India, tapi belum ada respon.

Bagi tim-tim asal luar negeri ini, adaptasi cuaca di Indonesia, khususnya di Kudus. Apa tanggapan mereka?
Yang dari Eropa, biasa karena perbedaan iklim. Tapi dari Eropa datangnya tiga hari lebih dulu. Mereka dari Polandia. Ada beberapa yang mainnya bagus. Tapi yang surprise yang Amerika. Cuma lima orang pemain, tapi mereka bisa ada yang tidak terkalahkan di fase grup.

Dan itu menjadi motivasi tersendiri, tahun depan dia akan ikut lagi. Karena umurnya masih 17. Dan mereka menjadikan Polytron Superliga Junior 2025 ini sebagai pemanasan menuju Kejuaraan Dunia di India bulan depan.

Apakah tahun depan diadakan di Kudus lagi atau pindah ke kota lain?
Bisa jadi pindah lagi, tapi kemungkinan besar di Kudus. Karena Kudus, kan, lapangannya ada 12. Kita siap menggelar, berapa pun pesertanya. Termasuk kalau ada kejuaraan-kejuaraan nasional yang lain, kita siap.