Tiga Catatan PBSI dari Empat Turnamen

Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | Thailand Masters 2025 menutup rangkaian empat turnamen bulu tangkis Tur Dunia BWF yang diikuti Indonesia selama Januari-Februari. Indonesia masih nirgelar pada tiga turnamen awal, yaitu Malaysia Open 2025, India Open 2025, serta Indonesia Masters 2025. Gelar juara perdana bagi "Merah Putih" pada musim kompetisi tahun ini diraih di Thailand melalui ganda putri Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti.

Selain itu, tiga titel runner-up turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 500 itu diraih oleh Komang Ayu Dewi (tunggal putri), Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin (ganda putra), dan Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti (ganda campuran).

Sementara pada Indonesia Masters 2025, Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto meraih posisi runner-up.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Eng Hian mengapresiasi pencapaian atlet-atlet Indonesia pada empat turnamen sejak awal Januari 2025, meski masih ada hal teknis serta non teknis yang harus dievaluasi. Apresiasi dan ucapan terima kasih juga disampaikan Eng Hian kepada para pelatih yang telah bekerja keras dalam waktu yang singkat, sejak pembentukan tim pelatih di bawah kepengurusan yang baru pada 19 Desember 2024.

"Dalam konteks organisasi, saya melihat perjalanan jangka panjang. Kita baru saja melakukan pergantian pelatih teknik dan fisik. Kita juga mix and match pasangan ganda. Ini semua merupakan usaha untuk mendapatkan racikan terbaik," jelas Eng Hian melalui siaran pers Humas PP PBSI.

Eng Hian menjelaskan, dalam roadmap kepelatihan selama 2025, pelatih dibebaskan untuk menguji coba berbagai pasangan. Ketika memasuki 2026, pasangan diharapkan sudah permanen dan para pemain akan mengejar poin dan peringkat agar masuk ke kualifikasi Olimpiade 2028. "Tentu capaian jangka pendek ini tetap perlu kita evaluasi. Dari empat pertandingan sejak Malaysia Open hingga Thailand Master, saya mencatat atlet kita butuh penguatan saat penyelesaian akhir, bagaimana mengatasi situasi kritis, dan harus mematangkan pola permainan," papar peraih medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004 tersebut.

"Ini akan menjadi catatan dalam pengembangan latihan ke depan selain peningkatan individual skill di semua sektor," Eng Hian, menambahkan.

Oleh karenanya, lanjut Eng Hian, terutama para atlet muda, akan ditambah jam terbangnya untuk mendapatkan pengalaman dan belajar dari setiap pertandingan yang diikuti.

"Selamat kepada Lanny/Fadia yang berhasil menjadi juara Thailand Masters 2025 dan juga para runner-up, baik di Indonesia Masters dan Thailand Masters," pungkasnya.