"Sekarang sudah mulai bisa berlari di air, sudah bisa ditekuk hampir 90 persen lebih," ungkap Vita kepada wartawan, di sela-sela penyelenggaraan BDMNTN-XL 2025 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (3/10).
Lebih lanjut Vita mengungkapkan, sebelum menjalani operasi, dr Andre Pontoh di Rumah Sakit Pondok Indah --dokter yang menangani proses pemulihan Rehan-- telah menjelaskan seluruh tahapan penanganan. Hingga kini, kondisi pemulihan masih sesuai dengan rencana, Meski belum dapat dipastikan kapan target kembalinya Rehan. Namun, Vita menilai Rehan menunjukkan motivasi tinggi dan sikap positif. "Memang kembali dari cedera itu bukan satu hal yang mudah," tanggapnya.
"Tapi, kita juga harus optimistis. Kita harus positif, mudah-mudahan sesuai dalam plan. Mungkin sembilan bulan dia sudah bisa main, tetapi baik lagi kita nggak sesumbar, lah. Maksudnya kita tetap step-by-step biar Rehan juga nggak terlalu terburu-buru," Vita, menambahkan.
Vita juga menilai, tantangan terbesar dalam proses pemulihan cedera bagi Rehan adalah mengatasi rasa trauma setelah dinyatakan pulih total. Meski kondisi fisiknya telah membaik, unsur mental menjadi pekerjaan rumah yang paling sulit. "Jadi benar-benar anaknya harus tanding, masuk lapangan, baru kita bisa ada prediksi," tuturnya.
Saban hari, baik Vita maupun Gloria Emanuelle Widjaja --pasangan Rehan-- terus memantau proses pemulihan Rehan. Vita paham betul betul sulitnya proses pemulihan cedera karena pernah mengalami cedera. Ia menyadari, cedera pada kaki memiliki tantangan tersendiri karena menjadi tumpuan tubuh, sehingga proses pemulihannya tidak mudah. "Tapi bukan hal yang nggak bisa dilalui, karena kita punya banyak contoh," katanya.
"Carolina Marín beberapa kali (cedera). Carolina Marín bisa menjadi gambaran, lah, buat atlet-atlet kita kalau cedera itu bukan akhir dari segalanya," demikian Vita.


